Ramadhan di Istiqlal

Ramadhan memang selalu menjadi momen dimana kita semua kembali semakin mendekatkan diri kepada Tuhan. Gimana engga, di Ramadhan semua aktifitas kita serba untuk ibadah. Mulai dari sahur, puasa, hingga teraweh. Puasa itu sendiri selain menahan lapar dan haus, kita juga harus menahan perbuatan lain yang sia - sia (yang biasa kita lakuin di luar bulan puasa) seperti, nggosip, bohongin orang. Cara yang paing gampang untuk menghindari itu semua adalah.. selalu mengingat Tuhan pada saat kita berpuasa.


"Di bulan puasa, semua kegiatan kita memang ditujukan untuk mengingat Tuhan"

Ngomong - ngomong tentang Ramadhan, kali ini saya menjalaninya di Jakarta. Seperti sebelumnya saya pernah juga menjalani puasa di luar kampung halaman saya di Bontang, yaitu di Senipah pada saat kerja praktek yang telah saya posting di sini. 

Bedanya dengan Senipah dan Bontang, di Jakarta saya harus membeli sendiri sahur dan bukanya :D Saya biasa sahur dengan mie instan buatan warung di dekat kost, kalau berbuka dengan warteg deket kost juga, tipikal anak kost.

Nah yang membuat berkesan kali ini adalah terawehnya, kenapa? Yang biasanya saya teraweh di musholah atau masjid RT, sekarang saya terawehnya di masjid nasional! Istiqlal... Rute dari kostan saya ke Istiqlal bisa dibilang cukup ribet jika menempuh dengan busway. Halte terdekat di kostan saya adalah Sarinah, nah kalau dari Sarinah menuju halte terdekat dari Masjid Istiqlal yaitu halte Istiqlal atau Juanda itu rutenya seperti ini:

Sarinah ke arah kota berhenti di Monas (transit) Monas ke arah PGC berhenti di Senen (transit) Senen arah harmoni berhenti di Istiqlal atau Juanda, gimana? Cukup ribet kan? 

Tapi bisa dipersingkat dengan mengambil arah PRJ (kalau Ramadhan bertepatan di bulan Juni seperti tahun ini) karena dari Monas ke PRJ melewati Istiqlal jadi ga perlu transit ke Senen. Cuman kalau nunggu arah PRJ dari Monas agak lama.

Sampai di Halte Istiqlal atau Juanda juga harus pinter - pinter milih, karena apa? Halte Istiqlal yang besebrangan dengan Kantor Pertamina ini bukan berdekatan dengan gerbang Istiqlal yang utama. Jadi kalau ada RI 1 solat di Istiqlal, gerbang ini akan ditutup karena alasan keamanan. Jadi lebih aman untuk turun di halte Juanda karena berdekatan dengan gerbang Istiqlal yang utama.

"Gerbang Istiqlal - Pertamina di dekat Halte Istiqlal rawan ditutup, sebaiknya berhenti di Halte Juanda karena dekat gerbang utama."

Nah untuk susunan acara rangkaian Sholat Isya - Teraweh di Istiqlal dimulai dengan pembacaan jumlah infaq - sodaqoh, kemudian menyebutkan imam solat Isya, imam solat teraweh gelombang 1, imam solat teraweh gelombang 2, kemudian solat isya, pembacaan ayat kursi alquran dan terjemahannya, khotbah oleh narasumber, dan yang terakhir adalah teraweh.

Untuk pembacaan jumlah infaq ga jarang ditemui mata uang asing seperti Yuan, Yen, Real, Peso, dan lain - lain. Mungkin memang Istiqlal menjadi salah satu destinasi umat muslim internasional yang ada di Jakarta.



Pembacaan ayat kursi Al-quran

Saya terus terang belum pernah solat Isya di Istiqlal sebelum Ramadhan tahun ini, jadi saya asumsikan pembacaan ayat suci ini merupakan serangkaian acara Teraweh yang khusus di bulan Ramadhan CMIIW.


Untuk Qori & Qoriahnya tentunya udah yang pro dengan seabrek prestasi nasional & internasional dan hampir semuanya mempunyai gelar pendidikan tinggi (y). Ciri khasnyapun bermacam - macam, mulai dari piano ke fortississimo!

Khotbah oleh Narasumber

Narasumber yang diundang oleh Istiqlal tentunya berkelas Nasional & Internasional. Yang saya temui hampir sebagian besar setidaknya bergelar Doktor / PhD. Bukan main! Materi dari ceramahnya pun mengaitkan ajaran agama dengan kemasyarakatan, ekonomi, budaya, hingga kenegaraan.


Yang paling berkesan adalah sewaktu Bapak Doktor Mahfud MD yang berceramah. Karena beliau juga merupakan mantan ketua Mahkamah Konstitusi Republik Indonesia. Beliau sendiri menjelaskan tentang bahaya laten dari Korupsi Kolusi dan Nepotisme, karena menurut beliau sudah banyak contoh negara dan kerajaan yang hancur karena KKN ini (Detail ceramahnya mungkin nanti saya posting khusus).

Durasi ceramahnyapun ada yang panjang dan yang pendek, nantinya durasi ini akan disesuaikan oleh Imam solat teraweh apakah membaca ayat yang banyak atau sedikit. Jika durasi ceramah terlampau panjang maka Imam akan menyesuaikan dengan membaca ayat yang sedikit, begitupun sebaliknya (menurut pengalaman saya).

"Imam akan menyesuaikan panjang pendeknya dengan Penceramah"


Sholat Teraweh

Ini yang buat ane takjub, sholat teraweh di Masjid negara ternyata tidak mempermasalahkan jumlah rakaatnya, mau 8 atau 20 semuanya bisa dilakukan, kok bisa? Karena solat teraweh di sini dipisah menjadi dua gelombang. Gelombang pertama adalah solat teraweh 8 rakaat lalu dilanjutkan dengan witir, kemudian bagi yang mau lanjut 20 rakaat akan dilanjutkan dengan imam baru dimulai dengan rakaat ke 9. Jadi semua bisa shalat di tempat yang sama hanya pembagian waktunya saja yang diatur. Hal seperti ini menurut saya harus dicontoh oleh seluruh masjid di Indonesia, jadi tidak perlu berdebat soal jumlah rakaat, ambil jalan tengah saja.

Sholat Qiyamul Lail

Sholat Qiyamul Lail di masjid Istiqlal dimulai pada malam ke 21 Ramadhan. Khusus sholat ini memang ayatnya dibaca yang panjang panjang. Rata - rata durasi solat per rakaatnya bisa 5 menit. Dan doa Qunut di akhir rakaatnya pun panjang. Meskipun saya ga tau arti doanya tapi sepertinya doanya termasuk mendoakan saudara - saudara kita di belahan bumi lain yang harus berjuang dalam melaksanakan ibadah Ramadhan. Karena dalam doanya terucap nama nama negara seperti Suriah, Iraq, dll..

Sebenarnya ada bebrapa kegiatan Ramadhan yang dilaksanakan di Istiqlal yang saya ga ikutin, yaitu Sahur dan Buka Bersama. Mungkin tahun depan kalau masih diberi kesempatan.

Oke.. itu dulu bloggers untuk kali ini.

Jika ada yang ingin ditanyakan, mohon jangan sungkan untuk mengetikkan di kolom komentar, atau bisa bertanya lansung ke saya via sosmed apa aja.

Selamat lebaran! Mohon maaf lahir bathin! Dan salam buat keluarga!

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Ramadhan di Istiqlal"

Post a Comment