Al Quran dalam ilmu Astronomi, Biologi, dan Sosial Ekonomi. Ternyata Islam sudah Anti Rasisme Sejak Dulu!

Asalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Al Quran merupakan kitab suci umat Islam yang dirasa makin relevan dengan seiring berkembangnya zaman. Terbukti dengan makna - makna spesifik yang termaktub di dalamnya sudah terbuktikan dengan ilmu pengetahuan moderen seperti Astronomi, Biologi, dan Sosial Ekonomi. Makna - makna tersebut telah dibuktikan setelah ratusan tahun setelah wahyu - wahyu Tuhan yang maha Esa Allah Subhanahu Wa Ta'ala kepada Rasulnya Muhammad Shallallahu Alaihi Wasallam. Hal - hal yang terbukti itu memverifikasi validitas kebenaran Kitab Suci ini.

Postingan kali ini bersifat sebagai opini sekaligus ilmu. Ilmu yang ada di postingan ini sudah pasti adalah kutipan dari sumber yang InsyaAllah terpercaya. Sementara keseluruhan adalah perspektif opini saya pribadi, wallahu a'lam bishawab.

Al Quran dalam ilmu Astronomi, Biologi, dan Sosial Ekonomi
Al Quran dalam ilmu Astronomi, Biologi, dan Sosial Ekonomi

Al Quran dalam ilmu Astronomi

1. Teori Big Bang

Terdapat banyak ayat dalam Al Quran yang sering ditelaah dalam perspektif astronomi, diantaranya adalah surah Al Anbiya ayat 30 yang berbunyi:

"Dan apakah orang-orang yang kafir tidak mengetahui bahwasanya langit dan bumi itu keduanya dahulu adalah suatu yang padu, kemudian Kami pisahkan antara keduanya. Dan dari air Kami jadikan segala sesuatu yang hidup. Maka mengapakah mereka tiada juga beriman?"

Banyak orang menginterpretasikan ayat ini dengan fenomena Big Bang, yang mana tafsirannya adalah pemisahan alam semesta (bumi & langit). Fenomena "Big Bang" sendiri adalah dipercayai merupakan teori awal pembentukan alam semesta dari suatu titik masa dan energi yang mengalami ekspansi secara masif. Ekspansi secara masif. Hal ini cocok dengan tafsiran Surah Al Anbiya ayat ke 30.

Kesesuaian tafsir Al Anbiya dengan teori "Big Bang"

Dalam tafsirnya terdapat kata suatu yang padu lalu terpisah. Selaras dengan teori big bang yang ditemukan oleh Georges Lemaitre (Ilmuwan Belgia) pada tahun 1920.

2. Teori Pembentukan Bintang dan Benda Langit

Dalam Surah Fussilat ayat 11 & 12 mempunyai tafsir sebagai berikut: "Kemudian Dia menuju kepada penciptaan langit dan langit itu masih merupakan asap, lalu Dia berkata kepadanya dan kepada bumi: "Datanglah kamu keduanya menurut perintah-Ku dengan suka hati atau terpaksa". Keduanya menjawab: "Kami datang dengan suka hati". Maka Dia menjadikannya tujuh langit dalam dua masa. Dia mewahyukan pada tiap-tiap langit urusannya. Dan Kami hiasi langit yang dekat dengan bintang-bintang yang cemerlang dan Kami memeliharanya dengan sebaik-baiknya. Demikianlah ketentuan Yang Maha Perkasa lagi Maha Mengetahui.

Dalam tafsir ayat ini secara gamblang tercermin bagaimana benda - benda langit tercipta. Menurut sains, tafsiran ini cocok. Pertama, mari kita telaah dari kata kata "langit masih dalam kepulan asap", "datanglah kamu keduanya menurut perintah-Ku dengan suka hati atau terpaksa". Ternyata dua penggalan kalimat ini sesuai dengan teori pembentukan bintang.

Teori Pembentukan Bintang menurut Sains dan kesesuaian dengan Surah Fussilat

Dalam teori pembentukan bintang pada prinsipnya adalah reaksi fusi nuklir. Fasa awal pembentukan adalah kumpulan gas hidrogen yang lama kelamaan saling bertumbukan akibat gaya gravitasi. Hal ini akan menyebabkan reaksi fusi nuklir terjadi lalu terbentuklah bintang. Penggalan kalimat "kumpulan asap" sesuai dengan "kumpulan gas hidrogen". Sementara "datanglah kamu keduanya dengan suka hati atau terpaksa" sesuai dengan "gaya gravitasi". Dalam ayat ini juga terdapat penggalan kalimat "bintang - bintang yang cemerlang" yang menandakan bahwa memang ayat ini menjelaskan teori pembentukan bintang.

3. Tujuh Lapisan Langit dan Dua Masa Pembentukannya

Masih Dalam ayat yang sama, dalam tafsirnya terdapat penggalan kalimat "Tujuh Langit". Hal ini sesuai dengan klasifikasi menurut Andrew Z. Colvin seperti pada ilustrasi di bawah ini:

Tujuh Lapis Langit Menurut Sains, sesuai dengan surah Fussilat

Pada ilustrasi di atas, tujuh lapis langit / semesta ialah:
1. Tata Surya
2. Tetangga Interstellar
3. Galaksi Bima Sakti
4. Grup Galaksi Lokal
5. Superklaster Virgo
6. Kumpulan Superkluster Lokal
7. Semesta

Masa pembentukan semesta tersurat pada ayat dalam dua masa, hal ini sejalan dengan dua masa menurut sains. Dalam pembentukannya, semesta diklasifikasikan dalam dua masa: Masa yang tidak dapat diamati dan masa yang dapat diamati.

Penciptaan Alam Semesta dalam dua masa menurut sains, sesuai dengan surah Fussilat


Pada masa yang tidak bisa diamati (tidak nampak), semesta masih berupa unsur unsur awal seperti hidrogen dan helium. Masa ini adalah sesaat setelah semesta terekspansi secara masif melalui fenomena "Big Bang". Setelah pembentukan bintang melalui reaksi fusi nuklir, saat itulah dimulai masa kedua yaitu masa yang bisa diamati karena hal tersebut akan membentuk benda - benda langit yang bisa diamati (nampak).

Al Quran dalam Ilmu Biologi

4. Rantai Makanan dan Pembentukan Makanan

Dalam Surah Al An'am:95 “Sesungguhnya Allah menumbuhkan butir tumbuhtumbuhan dan biji buah-buahan. Dia mengeluarkan yang hidup dari yang mati dan yang mengeluarkan yang mati dari yang hidup. (yang memiliki sifatsifat) demikian ialah Allah, maka mengapa kamu masih berpaling?”



Dalam Biologi juga dipelajari tentang proses makanan. Di mana Allah SWT yang Maha Kuasa memudahkan manusia Untuk mendapatkan makanan melalui proses fotosintesis. Apabila yang hidup mengalami mati, maka mikroorganisme akan segera mengubahnya menjadi molekul organik. Molekul organik ini akan bercampur dengan tanah dan menjadi sumber makanan untuk tumbuhan, hewan, dan manusia. Bakteri bertanggungjawab untuk menyediakan keperluan sumber mineral dan makanan untuk semua makhluk. Seperti maksud ayat tersebut di atas bahwa hewan dan tumbuhan yang mati memiliki peranan penting untuk membentuk kehidupan yang baru. 

5. Otak Sebagai Fungsi Kejujuran

Dijelaskan pada dua ayat berbeda pada surah Al Alaq 15 -16
“Ketahuilah, sungguh jika dia tidak berhenti (berbuat demikian) niscaya Kami tarik ubun -ubunnya, (yaitu) ubun -ubun yang mendustakan lagi durhaka.

Dan dalam surah Hud ayat 56
"Sesungguhnya, aku bertawakal kepada Allah Tuhanku dan Tuhanmu. Tidak ada suatu binatang melatapun melainkan Dialah yang memegang ubun -ubunnya. Sesungguhnya Tuhanku di atas jalan yang lurus."

Ungkapan “ubun-ubun (orang) yang mendustakan” dalam ayat ini menunjukkan bahwa bagian prefrontal, yang bertugas menyusun fungsi otak yang khusus, terletak di bagian depan tulang tengkorak. Dalam buku berjudul Essentials of Anatomy and Physiology, fungsi bagian otak ini salah satunya adalah melakukan penilaian dan bertanggung jawab atas perilaku dan perkataan baik, benar, buruk, dan dusta. Jelas bahwa ungkapan dari ayat benar-benar merujuk pada penjelasan tersebut. (Merieb, E. N. Dan Valerie et al, dalam Jasmi, 2013) Fakta yang diketahui para ilmuan selama 60 tahun ini telah dinyatakan Allah dalam al-Qur’an sejak dulu.

Fungsional Otak Menurut Sains, Sesuai dengan Al Quran

Al Quran dalam Ilmu Sosial Ekonomi

 Tidak hanya dalam ilmu pengetahuan alam, Al Quran di dalam surah surahnya banyak membahas tentang ilmu - ilmu sosial, diantaranya adalah:

6. Zakat dan hubungannya dengan rasio gini negara

Dalam surah Al Anam ayat 141: Dan Dialah yang menjadikan kebun-kebun yang berjunjung dan yang tidak berjunjung, pohon korma, tanam-tanaman yang bermacam-macam buahnya, zaitun dan delima yang serupa (bentuk dan warnanya) dan tidak sama (rasanya). Makanlah dari buahnya (yang bermacam-macam itu) bila dia berbuah, dan tunaikanlah haknya di hari memetik hasilnya (dengan disedekahkan kepada fakir miskin); dan janganlah kamu berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang yang berlebih-lebihan.

Zakat wajib dikeluarkan apabila telah memenuhi syarat untuk berzakat antara lain harta tersebut telah mencapai nisab, telah dimiliki setahun karena dalam setiap harta yang dimiliki oleh seseorang itu ada hak bagi orang miskin dan orang yang tidak beruntung dalam perekonomian.



Dampak baik yang dihasilkan lewat berzakat adalah rendahnya ketimpangan ekonomi dalam suatu negara. Nilai ketimpangan ekonomi direpresentasikan sebagai Rasio Gini. Semakin merata keuangan yang dimiliki tiap orang dalam suatu negara, maka semakin rendah rasio Gini.

7. Rasialisme dan Pertumbuhan GDP

Semangat anti rasial juga telah tertulis dalam Al Quran, hal itu tertuang dalam Surah Al Hujarat & An Nahl: “Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling takwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal.” (QS. Al-Hujurat:13) 
"Sesungguhnya Allah menyuruh (kamu) berlaku adil dan berbuat kebajikan, memberi kepada kaum kerabat, dan Allah melarang dari perbuatan keji, kemungkaran dan permusuhan. Dia memberi pengajaran kepadamu agar kamu dapat mengambil pelajaran." (QS. An-Nahl:90)

Lewat pendekatan teori hermeneutika double movement Fazlur Rahman (salah satu metode penafsiran al-Quran), QS. AlHujurat : 13 diwahyukan sebagai respon yang diberikan al-Quran dalam menanggapi perbuatan diskriminasi yaitu dengan perintah untuk berbuat adil, menganggap manusia sama atau setara dan tidak memihak siapapun. (Mutathohirin. 2007. Isu-isu Rasial Dalam Perspektif Al-Quran (Skripsi). Yogyakarta:UIN Sunan Kalijaga)

 

Hal ini terbukti melalui pakta peniadaan budak tahun 1833 oleh Kerajaan Inggris yang saat itu menjadi negara dengan jumlah koloni terbanyak di dunia. Dan menurut data World Bank, GDP akumulatif dunia naik drastis setelah diadakannya pakta tersebut. Hal ini menunjukkan Al Quran sudah sejak lama meniadakan ras sebagai faktor penempatan status sosial, karena sejatinya hanya Tuhan lah yang berhak menilai tinggi - rendahnya derajat seseorang. Dan kita senantiasa diperintahkan selalu melebarkan jaringan (networking) yang sudah jelas tertuang di ayat di atas. Faktor - faktor itulah yang mendorong produktifitas kinerja, kita dapat bekerja sama dengan siapa saja, berkolaborasi dengan siapa saja tanpa mengenal ras. Tentunya faktor - faktor di atas akan berkorelasi positif terhadap pertumbuhan ekonomi.

Demikianlah opini saya pribadi atas validitas Al Quran dalam bahasa dan frasa yang terkandung di dalamnya. Semoga tulisan ini bermanfaat, wasalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Al Quran dalam ilmu Astronomi, Biologi, dan Sosial Ekonomi. Ternyata Islam sudah Anti Rasisme Sejak Dulu!"

Post a Comment