Napak Tilas Jaringan Gas Alam Kalimantan Timur

Kali ini saya akan membahas sesuatu yang bersifat teknis lagi, tapi tetap di postingan saya ini tidak ada data - data sensitif yang sifatnya confidental bagi perusahaan - perusahaan yang akan saya sebutkan di bawah. Postingan kali ini bersifat berbagi pengetahuan dan pengenalan atau tepatnya gambaran bagaimana sih jaringan gas alam yang terdapat di Kalimantan Timur.

Gas alam di kalimantan timur adalah salah satu energi yang sangat vital, disamping komoditi energi yang lain yang lebih terkenal semisal minyak bumi dan batu bara. Tapi mengapa hal ini menarik untuk dibahas karena untuk saat ini arah energi dunia mulai bergeser dari dua energi yang konvensional tadi ke gas alam. Salah satu penyimpan cadangan gas alam yang cukup besar adalah kalimantan timur, tepatnya di blok Mahakam.

Saat ini memang blok Mahakam hangat dibicarakan di dunia politik tetapi saya tidak mengarah kesana karena sekali lagi, postingan ini hanya bersifat berbagi pengetahuan.

Sumur gas alam pertama yang ditemukan di wilayah Kalimantan Timur adalah di wilayah muara Badak, yang pada awalnya perusahaan eksplorasi menginginkan minyak, karena pada saat itu gas alam belum digunakan secara luas. Tetapi melihat cadangan gas alam di Kalimantan Timur yang begitu besarnya, perusahaan eksplorasi dan juga pemerintah Indonesia pada waktu itu tidak semerta - merta menggagalkan temuan 'kecelakaan' tersebut. 


Papan Sumur Badak (sumber gambar: badaklng.co.id)
Berbekal pinjam modal dan sedikit kenekatan maka kedua pihak berniat untuk mengelola gas alam tersebut. Disaat yang bersamaan, Jepang yang kala itu sedang gembar - gembornya melakukan ekspansi ekonomi membutuhkan suatu energi yang murah dan ramah lingkungan tertarik untuk membeli gas temuan yang berada di Kalimantan Timur tersebut, dengan pengelolaannya menjadi LNG. Pembangunan infrastruktur pengolahan pun mulai dilaksanakan sembari menyepakati kontrak bilateral antara Indonesia dengan Jepang. Sumur gas di Badak dikelola oleh Virginia Indonesia Company (VICO) dibangun pada tahun 1972. Hal ini menjadi pemicu digalakkannya eksplorasi sumur - sumur gas di Kalimantan Timur

Lalu pada tahun 1982 giliran perusahaan migas asal Prancis yaitu Total lewat anak perusahaannya yang berdomisili di Indonesia yaitu Total E&P Indonesie (TEPI) yang mengeksplorasi Mahakam dan ikut dalam industri gas alam Kalimantan Timur. Ditahun yang sama, VICO kembali menemukan dan membuat unit sumur gas baru di daerah Nilam.

TEPI baru menemukan beberapa cadangan gas alam di daerah Tambora pada tahun 1983. Mulai dari situlah produksi gas alam oleh TEPI terus meranjak naik. Tiga tahun kemudian TEPI kembali menemukan cadangan gas alam di daerah Sisi Nubi tepatnya pada tahun 1986 akhir.

Memasuki era 90-an, eksplorasi gas alam tetap dilakukan. VICO kembali menemukan sumur baru di daerah Mutiara pada tahun 1990 dan hanya selisih setahun kemudian kembali menemukan sumur gas di dareah Sambera pada tahun 1991.

Puncaknya yaitu pada tahun 1999 dimana TEPI menemukan sumur gas di daerah lepas pantai Peciko. Tahun 2000 sampai 2001 adalah puncak tertinggi produksi gas alam di Kalimantan Timur. Kemudian sumur - sumur gas yang telah lama beroperasi seperti Badak mulai menurun.

Produksi gas alam terus menurun sampai pada tahun 2013 dimana TEPI kembali menemukan sumur gas baru di daerah South Mahakam. Kalimantan Timur juga mendapat kiriman gas alam dari Kalimantan Selatan yang dikirim oleh Mubadala via jalur pipa.

Sampai saat ini Kalimantan Timur mempunyai banyak sumur gas aktif yang dioperasikan sebagian besar oleh TEPI, lalu VICO, dan sebagian kecil oleh Chevron Indonesia.

Sedangkan untuk penggunanya terbesarnya adalah Badak LNG, kemudian Pupuk Kalimantan Timur (PKT), dan pengguna kecil seperti Kaltim Pasific Amoniak (KPA), Kaltim Nitrate Indonesia (KNI), Kaltim Daya Mandiri (KDM), dan yang terbaru adalah Bontang Migas.

Untuk kedepannya kemungkinan akan ada eksplorasi gas oleh ENI, dan Pertamina dalam mengakuisisi seluruh sumur gas yang ada di wilayah Mahakam, Kalimantan Timur.

Dari napak tilas ini, kita melihat bahwa keberanian Indonesia dalam merintis & menggarap bisnis gas alam dan LNG akhirnya berbuah manis dalam mendukung pembangunan Indonesia. Menghidupkan berbagai kehidupan di wilayah kalimantan timur khususnya kota Bontang. 

Kedepannya, bisnis gas alam & LNG akan semakin kompetitif tetapi semakin menjanjikan. Indonesia adalah pemain lama, sempat menjadi exportir LNG terbesar. Dengan gelar tersebut, kita berharap Indonesia tetap menjadi pemain yang diperhitungkan di bisnis gas alam & LNG di masa depan.

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Napak Tilas Jaringan Gas Alam Kalimantan Timur"

Post a Comment