300: Rise of an Empire

Maret 2014 kemaren, sekuel dari film 300 (2007) di-release. Dan akhirnya penggemar film - film kolosal seperti saya ini terpuaskan rasa penasaran akan kelanjutan nasib Spartanya Leonidas ditangan Persianya Xerxes. 300: Rise of the Nation merupakan kelanjutan dari film pertamanya yaitu 300 yang menceritakan tentang kisah sebelum, pada masa yang sama, dan sesudah dari masa Leonidas beserta ke-300 phalaxnya.



Diceritakan oleh ratu Gorgo (Lena Headey) tentang kisah 10 tahun lalu disaat kerajaan Persia terusik dengan keberadaan bangsa Yunani yang merdeka. Raja Persia pada saat itu, Darius (Igal Naor), ayah dari Xerxes (Rodrigo Santoro) hendak menginvasi Yunani dengan berlabuh di daerah Marathon, Yunani. Saat perlabuhan itu tidak disangka - sangka para prajurit phalax dari Athena yang dipimpin oleh Themistocles (Sullivan Stapleton) menyerang Persia yang telah kelelahan karena perjalanan. Phalax Athena dengan mudah menghabisi prajurit persia yang belum siap untuk bertempur. Di tengah - tengah kemelut itu, Themistocles melihat ruang terbuka untuk membunuh Raja Darius dari kejauhan. Ia pun memanah Raja Darius yang saat itu sedang lengah. Raja Darius ambruk dan dengan segera Xerses menopang ayahnya dan menatap Themistocles dengan penuh dendam. Themistocles tahu bahwa akan ada sesuatu yang besar akibat perbuatannya tersebut. Akhhirnya, Invasi pertama Persia ke Yunani gagal!

Xexes menopang ayahnya, Darius yang sekarat akibat panah Themistocles
Raja Darius yang sekarat dibawa pulang ke ibukota Persia dan ia memanggil seluruh panglima perang kepercayaannya untuk menemani sampai ajalnya datang. Diantara panglima perang tersebut terdapat wanita yang merupakan penglima perang angkatan laut Persia berdarah Yunani yang terkenal oleh kebengisan dan kecantikannya, Artemisia (Eva Green). Artemisia merupakan kesayangan Darius, sampai sampai Darius menyebutnya dengan "putri kesayanganku". Di ujung ajalnya, Darius berpesan kepada Xerxes untuk melupakan Yunani, karena hanya Dewa lah yang dapat mengalahkan Yunani. Darius akhirnya wafat karena luka panah dari Themistocles. Meluhat haal itu, Artemisia membisikkan pesan kepada Xerxes bahwa pesan terakhir ayahnya tersebut bukanlah perintah, melainkan tantangan bagi Xerxes untuk menjadi Dewa yang akan menaklukkan Yunani. Xerxespun gelap mata dan bersedia tubuhnya diurapi dan dimantrai oleh penyihir gelap dari seluruh penjuru Persia. 10 tahun kemudian, Xerxes terlahir kembali menjadi Raja yang bengis dan sadis yang tidak memiliki rasa kemanusiaan lagi. Seluruh orang istana dibunuh atas perintahnya, disisakan Artemisia sebagai penasihat dan wakil di pemerintahannya. Xerxes mendeklarasikan perang terhadap Yunani dan mengadakan invasi Persia terhadap Yunani yang kedua.

Invasi kedua Persia

Xerxes memimpin pasukan darat dan Artemis memimpin armada laut
Invasi difokuskan ke dua kubu, kubu pertama dipimpin lansung oleh Xerxes dan berlabuh di Termophalae yang akan berhadapan dengan Leonidas dari Sparta dengan 300 phalaxnya seperti yang diceritakan pada film pertama. Kubu kedua dipimpin oleh Artemisia dengan angkatan laut Persianya yang bermaksud untuk menguasai perairan mediterania. Mendengar kabar invasi tersebut, Themistocles yang telah menjadi salah satu senat di Athena menggagas persatuan Yunani dan mulai membangun sekutu untuk melawan Persia. Tetapi hal itu sangat sulit, Sparta yang memiliki pasukan phalax terkuat di Yunani tidak mau bergabung dengannya. Themistoclespun berangkat dengan pasukan yang terdiri dari campuran sipil dan militer untuk menghadapi Artemisia.

Leonidas beserta 300 prajurit sparta mempertahankan Termophalae dan melawan Xerxes dan Themistocles beserta perserikatan Yunani melawan Artemisia
Pada awal penyerangan, Artemisia mempersilahkan Jendral - jendralnya untuk unjuk gigi dan mempimpin serangan - serangan awal. Maksud dari Artemisia ini adalah inngin mencari Jendral yang mumpuni untuk menjadi second-in-command  di angkatan lautnya. Tetapi taktik Themistocles jauh diatas jendral - jendral Artemisia dan dengan mudahnya serangan Persia dapat dipatahkan. Artemisia kecewa dan menghukum mati para jendralnya. Artemisia kemudian mengundang Themistocles untuk berunding dan membujuknya untuk bergabung dengan Persia. Themistocles tentu saja menolak dan kembali ke perkemahannya.

Keesokan harinya Artemisia memimpin lansung pasukannya untuk menyerang kubu Themistocles. Artemisia menggunakan tumpahan minyak untuk membuat lingkar api di medan perang dan itu sangan efektif membuat kapal kapal Athena kocar kacir. Minyak tersebut berasal dari kantung yang dipanggul oleh pasukan berani mati dari Persia. Kapal Themistocles meledak dan terbakar akibat minyak tersebut dan Artemisia menyatakan bahwa ia telah membunuh Themistocles.

Themistocles selamat dan terdampar bersama sisa pasukannya yang telah berkurang sangat banyak akibat pertempuran yang dimenangkan oleh Artemisia. Themistocles mencoba membangun kekuatannya kembali sementara Artemisia bergabung dengan Xerxes untuk maju menuju Athena karena Leonidas beserta 300 phalaxnya telah dikalahkan. Kabar itu disampaikan oleh Ephialtes yang berkhianat kepada Sparta yang datang ke Athena untuk memberikan pedang Leonidas. Themistocles mendengar kabar itu dan lansung menuju Sparta untuk memberikan pedang Leonidas dan membujuk ratu Gorgo untuk dapat bergabung dengan persekutuan Yunani dan bersama - sama menyerang Persia, ratu Gorgo tidak menjawab dan Themistocles pulang dengan tangan hampa.

Xerxes membakar habis Athena yang ditinggalkan oleh penduduknya yang telah mundur untuk mengumpulkan kekuatan bersama Themistocles. Mendengar kabar bahwa Themistocles masih hidup membuat Artemisia menjadi geram dan bersumpah akan menyerangnya dengan kekuatan penuh. Xerxes berusaha menghalang karena khawatir bahwa itu adalah jebakan, tetapi Artemisia tidak mengubrisnya.

Pertarungan Salamis

Pertarunganpun dimulai. Kapal Athena yang tinggal tersisa berhadapan dengan armada Artemisia yang berjumlah ratusan. Themistocles tetap menyerang dengan harapan Sparta, Akkadia, serta kota lainnya di Yunani akan membantunya. Themistocles beserta pasukannya bertarung dari satu kapal ke kapal Persia lainnya, sementara kapal mereka ditinggalkan. Themistocles berencana menyerang lansung Artemisia agar seluruh pasukannya kehilangan komando. Tiba saatnya akhirnya Themistocles bertarung dengan Artemisia dan meyakinkan Artemisia bahwa Yunani akan bergabung dan menyerang balik Persia. Artemisia tidak percaya sampai pada akhirnya ratu Gorgo dari Sparta, dan Daxos dari Arkadia muncul dengan kapal kapalnya bermaksud membantu Themistocles beserta pasukan Athenanya. Artemisia akhirnya terbunuh dan Themistocles beserta sekutunya melanjutkan peperangan.

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "300: Rise of an Empire"

Post a Comment